Rabu, 18 April 2012

DIRECT AND INDIRECT SPEECH


Direct speech adalah kata-kata (kalimat) yang diucapkan langsung dari pembicara. Kalimat tersebut tidak diubah atau ditambah.
Indirect speech adalah kata-kata(kalimat) direct speech yang diceritakan kembali dengan cara lain, tetapi tidak mengubah dengan tidak mengulangi lagi pembicaraan.

PENJELASAN
Untuk lebih memahami perbedaan antara direct speeh dengan indirect speech dapat dilihat dari contoh dibawah ini :
• He said : “ I am very hungry” (Direct speech)
• He said that he was very hungry (Indirect speech)
Catatan :
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara direct speech dan indirect speech adalah bahwa dalam direct speech atau kalimat langsung memakai tanda kutip sedangkan dalam indirect speech atau kalimat tidak langsung tanda kutip tidak dipakai.
Direct dan Indirect speech dapat dibagi dalam 3 bagian :
1. Command (Perintah)
2. Statement (Pernyataan)
3. Question (Pertanyaan)
Penjelasan

1. COMMAND
Command terdiri dari 2 jenis :
Positive Command dan Negative Command
Positive Command
Dalam pola ini kalimat pengantar dinyatakan dengan kata kerja : tell, ask, advise, etc. Diikuti oleh to infinitive.
Kalimat pengantar :
He asked me to
He told me to + reporter words
He ordered to
contoh-contoh positive command :
Direct : The teacher said to me : “open your book”
Indirect : The teacher asked me to open my book
Direct : The doctor said to me : ”stay in bed for a few days”
Indirect : The doctor told me to stay in bed for a few days
Direct : They ordered him : “wait until we turn”
Indirect : They ordered him to wait until they turn
Negative Command
Kalimat pengantar :
He asked me
He told me not to + reporter words
He ordered me
Contoh-contoh negative command :
• Direct : Father asked me : “ Don’t go out”
Indirect : Father asked me no to go out
• Direct : He said to me :’’Don’t make the same mistake again”
Indirect : He told me not to make the same mistake again
• Direct : She ordered anna :”Please don’t make me confused”
Indirect : She ordered anna not to make her confused
2. STATEMENT
Dalam indirect statement, “that” digunakan sebagai penghubung antar kalimat pengantar dan kata-kata yang dilaporkan (reported speech)
Kalimat pengantar dalam statement :
He said+that+reported words
He told me
Contoh-contoh :
• Direct : He said, “Adi is ill”
Indirect : He said that adi was ill
• Direct : She told me, “I am studying English now”
Indirect : she told me that she was studying English now
• Direct : Rina said, “he will work hard”
Indirect : Rina said that he would work hard
• Direct : He told me, “ I have written a letter”
Indirect : He told me that I had written a letter

1.      3. QUESTION
Bila pertanyaan langsung dalam bentuk YES dan NO answer maka IF atau WHETHER sebagai pendukung antara introductory phrase dan reported words.
Kalimat pengantar untuk pola ialah :
He asked me IF/WHETHER………
Contoh-contoh :
Direct : we asked the man “Do you like coffe?”
Indirect : we asked the man if/whether he liked coffe
Direct : seisy asked Helen : “have you seen that film?”
Indirect : seisy asked Helen if/whether she had seen that film
Direct : we asked him :”will you be doing anything by this time tomorrow?”
Indirect : we asked him if/whether he would be doing anything by this time tomorrow
Auxiliaries
Direct : the man asked me :’’can you speak English?
Indirect : the man asked me if/whether I could speak English
Bila pertanyaan menggunakan kata-kata Tanya seperti : where, when, what, why, who,whose,how,etc. maka kata-kata tersebut berfungsi sebagai penghubung antara introductory pharse dan reported words, dengan pola sbb:
He asked me + Question Words+reported words (positive)
Contoh-contoh :
Direct : we asked the man :’where do you live?”
Indirect : we asked the man where he lived
Direct : we asked him :’’ where were you going by 5 p.m yesterday?”
Indirect : we asked him where he had been going by 5 p.m yesterday


Senin, 09 April 2012

SILOGISME DAN PENALARAN



Silogisme
Silogisme adalah suatu proses pengambilan keputusan/kesimpulan (konklusi) dari 2 macam premis yang ada sebelumnya. Sehingga kita dapat menarik kesimpulan dari 2 premis yang ada sebelumnya yang kebenarannya sama dengan dua keputusan yang mendahuluinya.
Bentuk-bentuk silogisme
a. Silogisme kategorial
Silogisme kategorila adalah silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi kategorik , Demi lahirnya konklusi maka pangkal umum tempat kita berpijak harus merupakan proposisi universal , sedangkan pangkalan khusus tidak berarti bahwa proposisinya harus partikuler atau sinjuler, tetapi bisa juga proposisi universal tetapi ia diletakkan di bawah aturan pangkalan umumnya . Pangkalan khusus bisa menyatakan permasalahan yang berbeda dari pangkalan umumnya , tapi bisa juga merupakan kenyataan yang lebih khusus dari permasalahan umumnya dengan demikian satu pangalan umum dan satu pangkalan khusus dapat di hubungkan dengan berbagai cara tetapi hubungan itu harus di perhatikan kwalitas dan kantitasnya agar kita dapat mengambil konklusi atau natijah yang valid.
b.  Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis adalah argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan atau mengingkari terem antecindent atau terem konsecwen premis mayornya . Sebenarnya silogisme hipotetik tidk memiliki premis mayor maupun primis minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung terem predikat pada konklusi , sedangkan primis minor itu mengandung term subyek pada konklusi.

Penalaran
Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran. Penalaran merupakan proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Ciri-ciri Penalaran :
1.      Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika( penalaran merupakan suatu proses berpikir logis ).
2.      Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
Cara berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Analitik dan Non analitik. Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya, dapat dibedakan menjadi : Usaha aktif manusia dan apa yang diberikan.
Penalaran Ilmiah sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1.      Deduktif yang berujung pada rasionalisme
2.      Induktif yang berujung pada empirisme
Logika merupakan suatu kegiatan pengkajian untuk berpikir secara shahih
Contoh :
·        Ketika seorang pengemis berkata :”kasihanilah saya orang biasa”. Itu merupakan suatu ungkapan yang tidak logis.
·         Ketika seorang peneliti mencari penyebab mengapa orang mabuk? Ada 3 peristiwa yang ditemuinya
·         ada orang yang mencampur air dengan brendi dan itu menyebabkan dia mabuk
·         ada yang mencampur air dengan tuak kemudian dia mabuk
·         ada lagi yang mencampur air dengan whiski kemudian akhirnya dia mabuk juga
Dari 3 peristiwa diatas, apakah kita bisa menarik kesimpulan bahwa air-lah yang menyebabkan orang mabuk?
Logika deduktif merupakan cara penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus (individual). Sedangkan logika induktif merupakan cara penarikan kesimpulan dari kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir silogisme, dua pernyataan dan sebuah kesimpulan. Dan didalam silogisme terdapat premis mayor dan premis minor.
Contoh :
·         Semua makhluk punya mata ( premis mayor )
·         Si Adam adalah seorang makhluk ( premis minor )
·         Jadi, Adam punya mata ( kesimpulan )

Jadi penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi(consequence).
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
·         Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
·         Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang diartikan dengan kegiatan berpikir dan bukan perasaan. Dengan demikian kita patut sadari bahwa tidak semua kegiatan berpikir  menyandarkan diri pada penalaran.
Jadi penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik dalam menemukan kebenaran.
Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Karena tidak semua cara berpikir manusia itu sama oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu pun juga berbeda-beda. Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran dimana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai criteria kebenaran masing-masing.
Penalaran mempunyai cirri-ciri tertentu :
Suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika.
Dalam hal ini bahwa tiap bentuk penalaran memiliki logika tersendiri atau disebut juga dengan kegiatan penalaran merupakan suatu proses berpikir logis.
·         Penalaran adalah sifat anaditik dari proses berpikirnya penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir  yang menyandarkan diri kepada suatu analisa dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut  adalah logika penalaran yang besangkutan. Artinya penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah.
1.2        Bentuk Penalaran
Bentuk-bentuk penalaran yang sering digunakan dalam wancana keseharian berupa penalaran asosiatif dan skema dissosiatif. Penalaran asosiatif berbentuk penalaran yang memasukkan beberapa unsure penalaran dan mengevaluasi atau mengorganisasikan unsur yang lainnya. Penalaran dissosiatif merupakan bentuk penalaran yang memisahkan atau mengurai unsur-unsur penalaran yang semula merupakan satu kesatuan . jenis penalaran assosiatif tersebut tidaklah mutlak hanya berupa satu jenis penalaran, tetapi lebih mengarah pada kecenderungan, terutama pada unsur bukti dan pembuktiannya.
1.3        Metode Penalaran
Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran. Ada dua jenis metode penalaran yaitu penalaran deduktif dan induktif :
Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasi pengamatan empiric dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini panalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.
Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, ang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.